Selamat malam para manusia baik. Selamat datang di waktu paling tepat untuk jujur pada diri sendiri tentang segala hal.
Malam selalu menjadi teman setia yang mendengarkan tanpa pernah menghakimi. Tapi malam juga yang membuat hati semakin merasa sepi. Segala hal akan keluar dengan butir air mata yang jatuh di kedua pipi.
Disini, kembali dengan saya. Perempuan rumit, aneh yang pernah mendapat julukan alien oleh seseorang. Tapi lupa orang itu siapa.(Hahaha...)
Malam ini saya ingin bercerita tentang sebuah kebenaran hati. Mungkin ini adalah sambungan cerita saya mengenai orang baru yang berhasil memikat hati saya. Cerita akan saya mulai utarakan dengan menyebut nama cinta pertama saya yang 10 tahun saya bertahan pun berjuang.
...
...
Hai ad, selamat malam. Apa kabar? Saya tidak pernah mendapat kabarmu akhir-akhir ini. Beberapa hari terakhir saya tengok laman sosial media mu. Nihil. Tidak ada jejak mu disana. Ad, di ruang ini saya pernah bercerita dan memberitahu kamu bahwa saya berhasil jatuh hati kepada seseorang. Saya ingin bercerita lagi tentang kelanjutan cerita itu.
Ad, saya sudah merasakan cinta dalam diam seperti apa. Dan tidak ingin mengulanginya, saya akhirnya mengakui perasaan saya pada seseorang. Saya mengatakan banyak hal tentang hati saya. Kau tau Ad, awalnya saya sangat bahagia. Dia menyambut saya dengan baik meski tanpa jawaban pasti apakah dia mempunyai perasaan yang sama.
Lalu kita terlibat komunikasi yang intens Ad. Saling melempar perhatian. Seperti kita dulu hahaha. Hari demi hari, katanya kita jalani saja dulu. Karena saya terlalu berbunga-bunga, saya selalu ingin membuatnya nyaman berkomunikasi dengan saya. Namun ternyata semua itu seperti dihempaskan ke jurang. Saya terlalu percaya diri tentang perasaan saya. Saya lupa Ad, bahwa dia belum bisa berdamai dengan masa lalunya. Dia trauma dengan kisah cintanya. Sehingga sulit membuatnya membuka hati. Tapi Ad, bukankah jika trauma itu tidak akan mengenal dulu seseorang? Mengapa dia malah mengetuk pintu saya? Mengapa harus saya yang dia tuju? Ad kau tahu, dengan mu saja membutuhkan waktu 10 tahun untuk saya bisa bangkit lagi. Saya tidak tahu bagaimana ini, bagaimana rasa sakit saya. Bagaimana saya harus menyembuhkannya?
Ad, sebagai perempuan saya ingin merasakan bagaimana rasanya cinta itu terbalas. Apakah menyenangkan? Atau bagaimana? Saya sangat ingat bagaimana kamu perlahan menjauhi saya waktu itu. Mengusir saya dengan kata kasar, namun saya masih tetap tinggal. Saya terus menghubungi kamu hingga kamu geram dan menyampaikan pesan pada teman saya bahwa kamu tak ingin diganggu oleh saya. Melalui sebuah pesan itu, saya menyingkir dengan hati yang berlipat hancur.
Oh iya Ad, setelah itu segala kisah saya begitu hancur. Saya mencoba mengenal laki-laki lagi, dan kita sudah intens berkomunikasi. Kita memutuskan bertemu di sebuah kota yang aestethic yaitu jogja. Dan kau tau Ad, dia tak menemui saya. Saya tunggu hingga senja dia sama sekali tak datang. Saya sendiri ditengah kota yang kala itu masih asing bagi saya. Saya menaiki kereta sendiri dengan perasaan hancur lagi. Tidak ingin menyesal, saya terus mencoba bangkit. Saya mengenal lagi dan lagi. Ternyata semua menyakiti. Dan yang terakhir, membuat saya tidak ingin tersakiti lagi. Saya tidak tahu Ad, mengapa saya harus jatuh hati pada orang yang sama sekali tidak bisa menghargai perasaan seorang perempuan. Dan saya malah menyia-nyiakan orang yang sudah berkorban demi saya. Ada Ad, seorang yang sangat mengagumi saya. Dia mengantar saya pulang dari sebuah kota hingga memastikan saya benar-benar selamat. Dia merelakan waktunya terbuang demi perempuan hina seperti saya. Dia membuntuti saya ketika tahu saya selalu sendiri pulang malam. Namun saya sama sekali tak pernah melihatnya ada. Saya membuatnya menjadi tak ada.
Dan sekarang, saya pun kehilangannya. Dia sudah tak muncul lagi di hadapan saya. Dia tidak lagi mengirim pesan yang selalu menyemangati saya. Dia tak lagi menyapa saya.
Dan saya, malah mengejar laki-laki yang sama sekali tak bisa membuka hatinya. Laki-laki yang selalu menganggap saya ini hanya candaan. Saya selalu menyemangati laki-laki yang tak bisa tegas dalam perasaannya. Saya selalu memandang laki-laki yang tak pernah memandang saya sebagai perempuan yang sangat menyukainya.
Ad, saya kehilangan semuanya. DIa yang tak menyukai saya tentu saja hanya pergi begitu saja. Dia yang sangat mengagumi saya sudah menyerah. Ad, dimanapun kamu, saya ingin melihatmu. Saya ingin cerita banyak hal seperti waktu itu. Tapi saya kehabisan waktu bukan?
Ad, saya hancur. Setiap hari saya tidak bisa berpikir jernih. Tidak ada yang bisa dipercaya. Siang saya tertawa lepas, malam saya menangis hingga pagi. Dan disaat itu juga tidak pernah ada yang peduli tentang apa yang saya alami. mereka hanya bilang, lupakan saja, cari saja yang lain.
Tuhan, saya lelah dalam mencintai. Izinkan saya untuk dicintai oleh salah satu dari hambamu yang akan membuat saya yakin bahwa cinta itu tidak menyakitkan lagi. Saya sudah hancur oleh perlakuan seorang suami pada istrinya. Saya sudah hancur melihat bagaimana Ibu, dihancurkan perasaannya oleh lelakinya.
...
...
Untuk yang saat ini masih saya sukai, kemarin kamu bilang ingin bertemu. Saya semangat akan hal itu. Saya akan melihat kamu. Saya sangat senang. Saya membeli kosmetik baru supaya kamu melihatku sebagai perempuan tercantik. Saya sangat menunggu. Namun hari itu tak kunjung datang. Dan tenggelam begitu saja. Setelah beberapa hari berlalu, saya mencoba menanyakan itu dan jawab ternyata sangat meruntuhkan dunia saya.
" mengapa semua kamu buat serius."
Se-benci itu kamu dengan saya, kenapa tak bilang dari awal jika kamu tidak akan bisa membalas perasaan saya dengan baik? mengapa harus menghancurkan hati dulu baru pergi? mengapa harus begitu?
Untuk kamu, saya sangat membencimu sekaligus menyukaimu. Saya hanya bisa mengagumimu lewat halu saya. Semoga cepat sembuh lukamu. Semoga menemukan perempuan yang seperti kamu harapkan. Maaf menyukaimu sedalam ini. Hv a nice dream, hv a nice day manusia jahat.
...
...